Wednesday, October 31, 2012

Gara-gara Rubik

Ada yang belum tahu apa itu rubik?
Itu lho, kubus dengan pola warna warni, yang biasa dimainkan untuk mengasah otak, atau kadang kala malah memusingkan, kalau gak tahu rumusnya, mustahil deh bisa memainkannya.
gak perlu panjang lebar tentang rubiknya, karena aku yakin kalian pasti sudah pada tahu apa itu rubik, jenis, dan macam-macamnya, atau bahkan mungkin ada yang udah jago. :D
Aku hanya ingin menceritakan perangai si Uki, yang lagi tergila-gila sama Rubik, padahal seminggu yang lalu masih ngutak-ngatik catur dengan tiga langkah matinya, alhasil, Zohir sobatnya yang jadi bahan percobaan sebagai lawan. :-)
"Busyet, belum berhasil juga Ki?"
"Belum nih, tinggal layer terakhir" Jawab Uki tanpa mengalihkan tatapan pada Rubuk di tangannya.
"Ugh.. itu aja gak bisa"
"Memangnya kamu bisa, nih coba selesaikan" Kata Uki melemparkan Rubik di tangannya.
"Kecil maenan yang kaya beginimah"
"Songong kamu Hir, ku kasih 100 ribu kalau bisa" Jawab Uki.
Zohir terlihat semangat begitu mendengar seratus ribu, tangannya dengan lihal membolak balikkan kubus, tapi bukannya sewarna yang di dapat, malah tambah acak-acakkan.
"Itu menyusun atau merusak Hir"
"Aneh, yang sebelah sini beres, yang ini koq malah ancur ya?" Jawab Zohir.
"Makanya dinamakan rubik, teka teki untuk mikir.
"Ki.. cari sarapan yu'" Kata Bella, menyembul di balik pintu.
"Males ah, gak laper"
"Ugh.. anter aku donk, males pergi sendirian, Susi belum pulang"
 "Eh.. hari gini masih mainan rubik, telaaaaat taw" Tambah bela, begitu melihat zohir lagi asik bolak-balikkan warna dinding rubik.
"Kamu udah bisa memang?" Tanya Uki.
"Dulu sih bisa, gak tahu sekarang"
"Itu dia, lebih baik telat, tapi meresap, daripada cepet, duluan, tapi kaya anjing lewat, serepet, tanpa berkesan" 
"Kalau anjing lewat, menggigit kali" Jawab Bella Cemberut.
"Cari sarapan, ku temanin bagaimana" Kata Zohir, menghempaskan Rubik, putus asa sudah.
"Gak usah, aku pergi sendirian aja" Kata Bella membanting pintu. Uki menaikkan kedua alis matanya.
Kos Putri Angsa Puri, bercatkan putih kolaborasi warna pink, di huni oleh  cewek-cewek cantik, tapi super manja, kecuali dua makhluk yang datang tak di undang, Uki dan Zohir, satu kamar dipakai berdua, setahun lebih mereka bertahan, alasannya karena gak ada kos putra yang kosong di wilayah itu, setelah memohon dengan sangat kepada Ibu kos, kini kedua makluk itu jadi penghuni senior, penjaga, sekaligus cowok terganteng di kos itu, walau terkadang teraniaya, harus siap mengerjakan pekerjaan berat, dan rela di suruh itu dan ini oleh anak-anak cewek.
"Ya.. koq jadi ancur lagi warnanya Hir? kaya wajah kamu aja" Kata Uki.
"Habisnya puter sana puter sini, pada lari terus tuh"
"Makanya Hir, kalau belum nyoba, jangan dulu so'-so' an, kalau gak tahu rumusnya, sampai botak juga gak bakalan bisa" Kata Uki. "Padahal aku udah nyiapin uang seratus ribu nih" Tambahnya.
"Alah.. sebenarnya itu kecil, hanya perlu waktu aja untuk merenunginya"
"Ya udah, tuh kamu renungun.. jangan nanya rumusnya" Kata Uki.
"Gak mau ah, buat apa ngurusin hal-hal yang memusingkan"
"Itu tandanya males mikir" 
"Bukan begitu Ki, saat ini pikiranku masih tertuju pada Susi, sekarang lagi jalan sama siapa ya?"
"Susi lagi, udahlah Hir, relakan saja, biarkan dia memilih yang dia sukai, walau mungkin sahabatmu sendiri yang akan terpilih" Kata Uki menepuk dada.
"Aku gak keberatan sih, kalau kamu juga naksir Susi, tapi kalau kalian sampai jadian, aku gak bakalan kuat tinggal di sini lagi" Kata Zohir memelas.
"Ya Ileh.. Hir, jangan memelas gitu donk, pertemanan lebih baik daripada cewek" Kata Uki.
"Bener ya.."
"Ya bener lah, kecuali kepepet, hehe" Kata Uki.
"Ki, Hir.. nih, sisa gorengan" Susi muncul mengagetkan Uki, semoga saja dia gak dengar, pikirnya.
"Sekali-kali jangan sisa donk yang diberikan ke kita" Kata Uki.
"Gak mau? ya udah.."
"Eh.. siapa bilang gak mau, cuma kurang banyak aja" Kata Uki lagi.
"Terima kasih ya Sus, kamu memang bidadari yang baik hati" Kata Zohir, Susi menjulurkan lidah, langsung menutup pintu.
tidak lebih dari dua menit, tuh gorengan ludes, Zohir masih kutap-ketap, kaya kucing habis makan ikan, terus merasa kurang.
"Enak juga ya sore-sore gini makan gorengan, cari lagi yu'" Kata Uki.
"Boleh, kamu yang bayar ya?
"Beres.." Kata Uki. 
tumben pikir Zohir.
keduanya keluar kamar, cewek-cewek lagi ngumpul, bahkan ada yang baring di depan TV, aktivitas sehari-hari, bahkan malam, kecuali ada bola, remot di sita Uki.
"Gorengan mana ya yang enak" 
"Sebelah sana Ki, bakwannya maknyos" Kata Zohir.
"Eh.. tunggu bentar" Kata Uki berherti di depan warung yang menjual assesoris, di balik lemari kaca belasan rubik tertungging menggoda.
"Apaan Ki?
"Rubiknya keren-keren Hir"
"Alah, rubik lagi, kamukan udah punya"
"Punya sih, tapi itu yang murahan"
Uki langsung menemuni cewek cantik penjaga warung, berbagai majalah juga ada di sana, tapi yang banyak gantungan kunci dan bross.
"Mm.. rubik itu di jual?"
"Kalau gak di jual, gak bakalan di pajang di sini bang" Jawab si cewek.
"Oh.. ia lupa, maksudnya harganya berapa?" Kata Uki.
"Tergantung, yang bagus ya mahal, yang jelek, ya murah" 
Si cewek mengambil salah satu rubik, memainkannya dengan sempurna, dalam beberapa detik saja tuh rubik udah jadi, semua warna menempati tempat masing-masing, modifikasi rubik dan tangan si cewek seperti menghipnotis Uki, begitu nanya harga lima puluh ribu, Uki langsung bayar tanpa nawar, padahal harga biasa paling-paling tiga puluh ribuan.
"Huh.. dari pada beli rubik mahal-mahal, mendingan beli pizza, kenyang perut" Kata Zohir setelah beberapa belas meter mereka meninggalkan tempat itu, kini mereka singgah di warung gorengan.
"Pizza cuma sekali makan Hir, kalau ini tahunan masih bisa di pakai" Kata Uki.
Tangannya mengambil beberapa buah bakwan, goreng pisang, dan tempe goreng.
"Berapa bi?"
"Sepuluh ribu" Jawab si Bibi.
Uki merogoh saku celanany..
"Lho, duit ku mana ya Hir?"
"Mana ku tahu? emangnya kamu bawa dompet"
"Nggak, tadikan ada lima puluh ribu di saku celana"
"Itu yang dibelikan Rubik"
"Memangnya harganya berapa?" Kata Uki.
"Lima puluh ribu, kamu linglung ya" Kata Zohir jengkel.
"Apa?? Lima puluh ribu???" Kata Uki seolah baru tersadar.
"Cepetan donk de, antri nih" Kata si Bibi warung.
"Hir, kamu dulu yang bayarin ya?" Kata Uki.
"Aku lagi gak ada duit nih ki" Bisik Zohir.
"Maaf Bi, gak jadi beli" Kata Uki nyengir.
"Oh.. gak bisa, barang yang udah masuk plastik tidak bisa dikembalikan" Kata si bibi kejam.
Uki garuk-garuk kepala.
"Ngutang dulu kalau gitu bi, ntar saya balik lagi"
"Gak bisa, di sini gak terima hutang" Si Bibi masih kejam.
"Jadi bagaimana donk" Kata Uki.
"Tuh.. mempeng banyak cucian piring, kerjakan sampe selesai, baru kalian boleh pulang" Kata Si bibi.
Uki angkat tangan..
Zohir komat-kamit tidak jelas, Awas ki, sampe kos, ku pecahkan tuh Rubik.. pikirnya.. 

_Ygi_

 
 


No comments:

Post a Comment