Thursday, November 8, 2012

Kos Angsa Puri

Kalau kalian jalan-jalan ke kota Pontianak, menelurusi Komplek Universitas Tanjungpura atau lebih sering disebut UNTAN, terus mampir deh ke Sepakat, di sana banyak sekali kos-kosan, bahkan asrama juga ada, cari Gang yang berada di tengah, nah di tengah gang itu berdiri Kos-kosan dengan Warna setengah Pink dan setengah Putih, terus di depannya ada tulisan yang cukup besar "KOS PUTRI ANGSA PURI" tapi jangan salah, walau statusnya Kos Putri, ada dua makhluk berjenis kelamin cowok, dan kedua makhluk itu jadi cowok terkeren di kos itu, tapi kalau keluar kos, hilang deh kerennya.. :-D
siapakah kedua makhluk itu? MM...m.. Siapa lagi kalau bukan Uki dan Zohir.. :-)

Hari itu Kos Angsa Puri sedang mengalami tahap renovasi, walau cuma ganti Cat luar, "nyicil" kata Ibu kos waktu itu. Tadinya Ibu kos mau nyari tukang khusus, spesialis bidang pengecatan, tapi begitu diskusi dengan Uki dan Zohir, dengan sigap Uki Angkat Tangan..
"Biar saya dan Zohir aja bu yang mengerjakannya"
"Yakin, ini bukan pekerjaan mudah lo" Kata Ibu Kos..
"Tenang deh Bu, ibu tinggal belikan cat, kami kerjakan dijamin beres, rapi, gak kalah saing dengan tukang" Kata Zohir.
"Asal bayarannya memadai, kami siap mengerjakannya mulai hari ini" Kata Uki berlaga detektif.
"Ibu sih setuju aja, asal tidak mengganggu perkuliahan kalian, dan mungkin bisa lebih menghemat" 
"Kami bersedia gak dibayar, asalkan kos nya gratis satu tahun" Kata Zohir.
"Satu tahun sih, ibu yang tekor, bagaimana kalau dua bulan gratis" 
"Empat bulan deh bu" 
"Tiga bulan aja" 
"Ok deh, tiga bulan + sarapan pagi selama satu bulan" Kata Uki.
Ibu kos mendelikkan mata, mikir sejenak, sebelum akhirnya mengangguk setuju.
Setelah hati itu, Uki dan Zohir jadi mulai sibuk, demi mengecat, mereka berdua rela tidak masuk kuliah, namanya juga borongan, makin cepat selesai, makin bagus.
Yang mereka keluhkan adalah warna cat yang dibeli ibu kos, masih sama Putih dengan Pink..
"Bagaimana ini Ki? masa mau warna ini lagi" Kata Zohir.
"Eh.. susah-susah, biar beda warna, kita aduk aja ini cat" Jawab Uki, Zohir mengacungkan Jempol.
Akhirnya tanpa sepengetahuan Ibu Kos, itu cat di campur, kebayang gak warna apa saat putih di campur Pink, kalau merah campur putih, hasilnya jelas warna pink, nah kalu ini.. menghasilkan warna yang tidak jelas.
"Wah.. ada bakat juga nih jadi tukang cat" Kata Bella, saat pulang kuliah.
"Sekalian rumahku juga donk" Kata Susi.
"Tenang Sus, biar rumah kamu sebesar apapun, aku rela mengecatnya, asalkan mau jadi istriku" Kata Zohir.
"Weeeek" Jawab Susi.
Uki ngikik, memperhatikan wajah cantik Susi, 
"Dapet borongan berapa nih Ki, bolehlah makan-makan" Kata Bella.
"Eh.. ike juga ikutan donk" Kata Ika, langkah gemulainya memprihatinkan.
"Boleh, pesan aja kewarung, ntar bayarnya" Kata Uki.
"Bener ya, mau pesan nih" Kata Bella.
"Ia, bener, sekalian aku pesankan juga ya"
Bella membuang tasnya di dekat garasi, hanya mengganti sepatu dengan sendal, kemudian ngajak Susi ikutan ke warung, keliatan banget kalau dia belum makan.
"Istirahat dulu yu' Hir, sambil nunggu makanan"
"Huh.. harusnya kita makan gratis, eh.. malah hanya pagi doank" Kata Zohir, menaruh ember catnya, tangannya blepotan.
"Gak nyangka juga, dapat sarapan pagi selama sebulan, ternyata dihitung dari mulai kerja, tapi tenang Hir, aku masih bisa makan gratis" Kata Uki.
Beberapa menit kemudian, Susi dan Bella datang dengan Bibi warung depannya sekalian, membawa lima piring nasi, lengkap dengan lauk pauknya.
"Makan-makan, Tuh Bi, bos kita yang mau bayarkan" Kata Bella, menunjuk Uki.
"Lho, tadi yang bilang mau bayarin siapa ya?" Kata Uki.
"Kan kamu yang bilang, nyuruh pesan" Kata Bella, nadanya mulai curiga.
"Aku bilangkan cuma pesan aja kewarung, ntar bayarnya, nah berhubung kalian bertiga yang pesan, kalian juga donk yang bayar" Kata Uki.
"Eh..eh.. mana bisa gitu ya, jangan berkelit deh" Kata Ika.
"jadi yang mau bayarin siapa nih? cape nunggu tahu" Kata Si Bibi.
"Ya udah deh, aku yang bayarin aja" Kata Susi.
"Eh.. jangan Sus, biar aku aja" Kata Zohir mengeluarkan dompetnya, secepat kilat memberikannya ke si bibi.
"Piringnya jangan lupa balikan secepatnya" Kata Si bibi, langsung berbalik.
"Awas kamu Ki!" Kata Bella,
"Makan tuh sekalian dengan piringnya" Kata Ika.
"Kalau minta traktir, bilang dari awal don, Nih Hir, ku ganti" Kata Susi, Ika dan Bella sudah masuk ke dalam,
"Gak usah Sus, aku masih ada koq" Jawab Zohir.
"Sini Sus, zohir gak mau " Kata Uki.
"Ye.. kamu tuh gak tahu malu" Kata Susi.
"Kan kemaluan udah ditutup, lagian laper tahu kalau mikirin harga diri mulu" Kata Uki cuek bebek.
"Oia, sebenarnya borongan kalian ini berapa sih?" 
"Kita gak nuntut uang koq, cuma gratis tinggal 3 bulan, itupun udah cukup" Kata Uki, Susi mengernyitkan kening, kemudian tersenyum sendiri.
"Ok deh, aku masuk dulu ya, ntar malam, kamu ada acara gak Ki?"
Uki melirik Zohir, yang dilirik pura-pura asik makan.
"Aku ntar aku mau ngerjakan tugas, memangnya kenapa?"
"Gak apa-apa sih, cuma mau ngajak jalan aja, refresing, mungkin lain kali aja" Kata Susi.
"Aku gak ada acara apa-apa koq Sus" Kata Zohir, mulutnya masih penuh.
"Ok, nanti kalau jadi aku kasih tahu" Jawab Susi, beberapa detik kemudian, sosoknya hilang di balik pintu.
Uki dan Zohir saling tatap, tapi keduanya memilih diam, tidak ada gunanya membahas hal yang tidak penting,  akhirnya mereka kembali menenggelamkan diri dengan pekerjaan ngecatnya.
dari pagi sampai sore, pengecatan bagian bawah hampir selesai, anehkan, kalau yang profesional ngecat bagian atas dulu, kalau ini sebaliknya, cari yang terjangkau dulu, urusan yang sulit belakangan.
"Lho..lho..lho.. koq warnanya jadi begeni, maca cat yang saya beli?" Kata Ibu Kos, nafasnya turun naik.
"Biar lebih fres Bu, jadi catnya kami aduk, masa dari tahun ketahun warnanya putih dengan ping mulu" Kata Uki.
"Tidak bisa ini, jelek tahu, catnya belum kalian campur semua kan?
"Tiga kaleng sudah dicampur, satu kaleng belum" Jawab Uki.
"Pokoknya Ibu tidak mau tahu, kalian harus mengecat Ulang, dan warnanya gak boleh berubah, tepat pink dan putih, kalian tidak boleh seenaknya aja mengubah kenangan masa lalu Ibu" Kata Ibu kos itu dengan mata melotot, wajahnya memerah.
Uki dan Zohir menarik nafas, bukan karena merasa bersalah, tapi karena pekerjaan hari ini bisa dibilang sia-sia..

No comments:

Post a Comment