Tuesday, October 23, 2012

Selamat Ulang Tahun Kotaku (Cerpen)

Malam itu langit kota Pontianak cerah, belum terlalu malam, azan magrib baru beberapa menit saja berkumandang, langit di ufuk barat masih menyisakan bias-bias sinar mentari, sedikit menghitam bersama sisa mendung.
Uki dan Zohir keluar dari Mushola, rambut keduanya masih agak basah, Zohir merentangkan tangannya ke atas, lalu menguap, Uki menyulut sebatang rokok, sejenak mengamati hiruk pikuk keramaian kota, jalanan mulai macet.
"Jadi gak ki kita nonton konser Ungu?" Kata Zohir.
"Jadilah, kitakan bebas dari kemacetan" Jawab Uki.
Itulah untungnya jalau Jalan kaki, biar kendaraan bejibun memadati jalan, tetap bisa bergerak leluasa, sayang sekali kebiasaan ini sudah jarang dilakukan oleh manusia-manusia kota.
"Meriah juga nih Ulang tahun Kota Pontianak, meriamnya sampe kedengaran ke sini"
"Jelaslah Hir, namanya juga meriam, masa kalah sama petasan, kan gak mungkin" Kata Uki.
keduanya berjalan menyusuri jalanana kota, menuju Alun-alun kapuas, yang lebih dikenal dengan Korem, atau taman kapuas, di sanalah acara Ulang tahun kota Pontianak dilangsungkan, Meriam Karbit sudah mulai meletus sejak 4 hari kemarin, dan pada tanggal 23 Oktober adalah malam puncak acara itu, yang dimeriahkan oleh The Virgin dan Ungu.
Uki dan Zohir sebenarnya gak ngefan2 amat sama Ungu, apalagi The Virgin, cuma daripada bengong di kos, mendingan jalan-jalan menikmati keramaian kota, kosong melompong deh tuh kos, anak-anak cewek sudah pergi sejak jam empat siang tadi.
"Huh.. gila banget nih jumlah manusia" Kata Uki, dengan bersusah payah mereka akhirnya sampai di Taman Kapus, Polisi, pedagang, dan pengunjung, sama banyaknya. 
"Banyak rumah penduduk kosong nih, mendingan kita jadi maling aja" Kata Zohir terkekeh.
"Huh.. dasar otak kotor" Kata Uki menjitak kepala sobatnya.
Meriam karbit dibunyikan tiga kali berturut-turut, suaranya memenuhi langit kota Khatulistiwa, konon katanya suara meriam karbit dapat mengusir kuntilanak, hantu paling terkenal di kota itu.
"Kamu yakin kah Hir, tuh meriam bisa ngusir dedemit?"
"Gak tahu, tapi menurut ceritanyakan sepert itu" Jawab Zohir.
"Emang kamu tahu ceritanya?"
"Ya tahulah, siapa sih yang gak tahu, kecuali mungkin kamu, maklum wajah Ndeso" Kata Zohir.
"mendingan Ndeso dari pada wajah gunung merapi, memangnya ceritanya bagaimana?" Kata Uki.
"Nama Pontianakini itu dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan di mana meriam itu jatuh, maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh di dekat persimpang Sungai Kapuas dan Sungai Landak, dan di sanalah kerajaan itu berdiri sampai sekarang" Kata Zohir.
"Panjang banget Hir, dapat referensi dari mana"
"Hehehe.. dari Wikipedia tadi siang"
"Tumben ya bisa hapal gitu"
"Aku sudah mempersiapkan kalau-kalau kamu bertanya, masa kalah terus" Jawab Zohir jujur.
"Huh... aku cuma ngetes doang Hir, mengenai sejarah Pontianak, sudah lama kali aku tahu" 
"Ya ilah... ngaku aja pada kekalahan Ki" Kata Zohir.
"Suer Hir, aku punya sejarahnya lebih lengkap dari pada kamu" Kata Uki. "Bukan hanya itu, asal usul kalimantan aja aku tahu" Tambahnya.
"Huh.. Songong.." 
"Mau dengar ceritanya gak?" Kata Uki.
"Aku yakin cerita kamu pasti gak bisa dipertanggung jawabkan"
"Tanggung jawab langit dan bumi Hir, bahkan kuntilanaknya juga ikutan menanggung" Kata Uki.
"Bagaimana coba ceritanya" Tanya Zohir, seperti biasa.. penasarannya mulai muncul, dan itulah yang disukai Uki.
"Begini Hir, Dulu kala, seminggu sebelum datuk Syarif Abdullrahman diganggu Kuntilanak, Ada wanita hamil yang ditinggalkan suaminya, kehamilan yang pertama, dan hamilnya belum terlalu tua, bisa dibilang lima atau enam bulananlah, karena putus asa dan sakit hati sama suaminya yang pergi, si wanita hamil ini pergi ke hutan, sesampainya di hutan, wanita itu mulai merasakan sakit diperutnya, kecapean dan perasaan stres membuatnya harus melahirkan prematur, dalam kesendirian dan penderitaan, pikirannya mulai tidak waras, berada antara hidup dan mati,  saat anaknya benar-benar lahir, dia memakannya.. sejak saat itu ia di sebut hantu kuntilanak" Kata Uki, menghentikan ceritanya.
"Koq aku belum pernah dengar ceritanya ya?, kamu ngarang kali" 
"Benaran Hir, aku kan selalu satu langkah lebih dulu dari kamu, dan kamu tahu siapa lelaki yang meninggalkan wanita itu?" Kata Uki.
"Gak tuh, emang gue pikirin, orang seperti itu memang gak pantas masuk dalam sejarah"
"Memang, tapi aku heran, masa kamu gak kenal, diakan Kakek moyang kamu Hir" Kata Uki Ngakak.
"Sialan, kualat lho menjelekkan nenek moyang aku" Kata Zohir, Uki masih ngakak. 
Dentuman meriam kembali menggema, kali ini lima kali berturut-turut, Pasya Ungu dan The Virgin akhirnya mulai tampil bergantian, sorak soray penonton membuat Uki merasa mual.
Akhirnya Uki dan Zohir memutuskan untuk jalan-jalan ketepian kapuas saja, sekalian mencari Susi, mereka udah janjian untuk ketemu di tepi kapuas samping jembatan penyebrangan.
Langit Kota Pontianak malam itu benar-benar meriah, warna-warni kembang api mulai berhamburan, Uki menatap jauh ke arah Sebrang sungan Kapuas, Istana kesultanan terlalu jauh untuk dilihat.. 
"Selamat Ulang Tahun Kotaku" Kata Uki berteriak.
Orang-orang yang ada disekitar situ serempak memandang Uki..
"Selamat Ulang tahun Kotaku!!!!!!!!" Uki kembali berteriak, kali ini Zohir juga mengikuti..

dari satu dua orang yang ikut berteriak, kini tempat itu jadi riuh dengan ucapan Selamat Ulang Tahun....

**

Jauh di tengah-tengah Sungai Kapuas, berdiri Sosok putih misterius  berambut panjang, hampir semua orang tidak menyadari keberadaannya, sosok putih itu tersenyum, perlahan memudar..
Badan Uki merinding, langsung mengajar Sobatnya pulang...

No comments:

Post a Comment