Aku terkejut melihatnya, badannya menghijau seperti Hulk, penuh dengan gumpalan kutil, dan kepalanya memiliki dua tanduk, tingginya dua kali lipat orang dewasa. Tapi entah mengapa, aku tidak menggigil ataupun takut.
"A' Apa itu?" Kata Istriku memegang erat tanganku.
"Gak tahu, mungkin jin" Jawabku masih terpaku, mencoba meyakinkan penglihatanku.
Tidak menyangka jalan-jalan sore ini berujung bertemu dengan seonggok makhluk mengerikan.
"Balik lagi aja yuk" Kata Istriku masih memegang erat tanganku.
Tapi aku masih tak bergeming, mencoba menguasai semua kesadaranku, akhinya aku terus berjalan kedepan, tidak menghiraukan ajakan istriku.
Makhluk itu berdiri di atas sungai dangkal yang tidak terlalu lebar, seperti sedang kebingungan, setengah lututnya tenggelam ke dasar sungai.
"Permisi Om, numpang lewat" Kataku, Istriku semakin erat memegang tanganku.
Makhluk itu menoleh, tersenyumnya mengembang saat melihatku, seperti wajah bocah gemuk yang menemukan mainan kesayangannya.
"Ah.. kebetulan sekali, aku mau minta tolong" Kata Makhluk itu, suaranya parau.
"Tolong apa Om" Kataku.
"Anu..Mm.. Tolong ambilkan benda yang menyerupai bintang di dasar sungai itu" Katanya ragu-ragu. Aku mengernyitkan kening, sambil melirik kilauan benda di dasar sungai, berwarna silver, sebesar kepalan tangan, menyerupai senjata ninja yang biasa ku lihat di tv.
"Memangnya benda apa itu? koq gak diambil sendiri aja, kan udah dekat" Kataku.
"Kalau bisa, mungkin dari tadi udah ku ambil" Kata Makhluk itu.
"Aku bisa saja mengambilkannya, tapi harus berjanji tidak melukai kami berdua, dan kalau boleh tahu, Om ini sebenarnya makhluk apa?" Kataku, rasa takutnya benar-benar hilang.
Makhluk itu menarik nafas sejenak, menatap aku dan istriku bergantian, kemudian ia mulai bercerita..
Tepat seperti dugaanku, dia adalah Jin, makhluk dari dunia ghaib, dunia yang tidak bisa kulihat, dia datang mengunjungi dunia manusia, sebagai bentuk pelarian dari rasa galau dan kesepian, sangat sulit dua dunia yang berbeda alam bisa bersinggungan, jika manusia tidak bisa mengunjungi dunia ghaib, begitu juga dengan bangsa Jin, tidak mudah untuk bisa datang kedunia manusia.
Anehnya, di dunia Jin sana ada alat yang bisa menghubungkan dunia ghaib dan dunia manusia, tapi alat itu sulit di dapat, bahkan mustahil, hanya tetua Jin saja yang memilikinya, dan sepertinya si Om jin ini telah mencuri alat itu dari tetua Jin, Alat itu bisa bekerja saat di sentuhkan kepunggung, tapi jangan sampai lepas dari tangan, karena saat alat itu lepas di dunia manusia, maka Semua Jin yang menggunakan alat itu tidak bisa menyentuhnya lagi, dan jika jin itu mati di dunia manusia, maka mati pulalah di dunia jin sana.
Kini tanpa sengaja alat itu jatuh dari tangan si Jin, jatuh saat ia hendak menggunakannya untuk pulang, alat itulah yang ada di dasar sungai itu, Alat yang aneh menurutku. Jin itu juga mengatakan bahwa jika aku berhasil mengirimnya kembali ke dunia Ghaib, alat itu akan menjadi milikku, dan aku bisa mengunjungi dunianya, aku jadi bersemangat.
"Jadi aku hanya perlu mengambil alat itu dan menempelkannya ke punggungmu?" Kataku.
"Ya, tapi tunggu saat aku menyelam dan rata dengan air sungai" Jawab Jin itu.
Aku turun ke sungai, bersusah payah melepaskan tangan istriku.
"Udah lah A', kita pulang aja" Kata Istriku.
"Tenang, cuma bentar koq" Jawabku.
Benda aneh itu kini telah berada di tanganku, lebih berat dari yang ku bayangkan.
"Kenapa sih kita harus melakukannya di tengah-tengah sungai seperti ini" Kataku.
"Karena aku Jin sungai" Jawab Jin itu menyeringai.
Jin itu mengingatkanku kembali untuk menempelkan jika punggungnya benar-benar telah rata dengan air. aku hanya mengangguk, sekali dibilangan juga sudah mengerti, pertanyaanku hanyalah, mengapa untuk pulang kedunia ghaibnya harus melakukan tindakan bodoh seperti ini.
Jin itu benar-benar menyelam, membenamkan seluruh tubuh besarnya ke sungai yang menurutku terlalu dangkal untuk ukuran tubuhnya.
Baru saja aku hendak menempelkan Alat itu ke punggung si Jin, Isak tangis Istriku mengagetkanku, Punggung si Jin menjadi suram, dan alat ditanganku perlahan menghilang, saat aku tersadar Istriku memelukku dengan erat, air matanya mengalir..
"A', aku mimpi buruk" Kata Istriku.
"Mimpi apa sayang" Kataku.
"Aku mimpi, A'a pergi meninggalkanku" Jawab Istriku, semakin erat memelukku.
"Tenang sayang, itu hanya mimpi" Jawabku mengecup keningnya.
Istriku kembali tertidur, sedangkan aku masih memikirkan mimpiku bertemu si Jin, dan alat yang tadi ku pegang, berharap alat itu benar-benar ada di tanganku..
"Tentang Mimpi Tadi Malam..
Anehnya, di dunia Jin sana ada alat yang bisa menghubungkan dunia ghaib dan dunia manusia, tapi alat itu sulit di dapat, bahkan mustahil, hanya tetua Jin saja yang memilikinya, dan sepertinya si Om jin ini telah mencuri alat itu dari tetua Jin, Alat itu bisa bekerja saat di sentuhkan kepunggung, tapi jangan sampai lepas dari tangan, karena saat alat itu lepas di dunia manusia, maka Semua Jin yang menggunakan alat itu tidak bisa menyentuhnya lagi, dan jika jin itu mati di dunia manusia, maka mati pulalah di dunia jin sana.
Kini tanpa sengaja alat itu jatuh dari tangan si Jin, jatuh saat ia hendak menggunakannya untuk pulang, alat itulah yang ada di dasar sungai itu, Alat yang aneh menurutku. Jin itu juga mengatakan bahwa jika aku berhasil mengirimnya kembali ke dunia Ghaib, alat itu akan menjadi milikku, dan aku bisa mengunjungi dunianya, aku jadi bersemangat.
"Jadi aku hanya perlu mengambil alat itu dan menempelkannya ke punggungmu?" Kataku.
"Ya, tapi tunggu saat aku menyelam dan rata dengan air sungai" Jawab Jin itu.
Aku turun ke sungai, bersusah payah melepaskan tangan istriku.
"Udah lah A', kita pulang aja" Kata Istriku.
"Tenang, cuma bentar koq" Jawabku.
Benda aneh itu kini telah berada di tanganku, lebih berat dari yang ku bayangkan.
"Kenapa sih kita harus melakukannya di tengah-tengah sungai seperti ini" Kataku.
"Karena aku Jin sungai" Jawab Jin itu menyeringai.
Jin itu mengingatkanku kembali untuk menempelkan jika punggungnya benar-benar telah rata dengan air. aku hanya mengangguk, sekali dibilangan juga sudah mengerti, pertanyaanku hanyalah, mengapa untuk pulang kedunia ghaibnya harus melakukan tindakan bodoh seperti ini.
Jin itu benar-benar menyelam, membenamkan seluruh tubuh besarnya ke sungai yang menurutku terlalu dangkal untuk ukuran tubuhnya.
Baru saja aku hendak menempelkan Alat itu ke punggung si Jin, Isak tangis Istriku mengagetkanku, Punggung si Jin menjadi suram, dan alat ditanganku perlahan menghilang, saat aku tersadar Istriku memelukku dengan erat, air matanya mengalir..
"A', aku mimpi buruk" Kata Istriku.
"Mimpi apa sayang" Kataku.
"Aku mimpi, A'a pergi meninggalkanku" Jawab Istriku, semakin erat memelukku.
"Tenang sayang, itu hanya mimpi" Jawabku mengecup keningnya.
Istriku kembali tertidur, sedangkan aku masih memikirkan mimpiku bertemu si Jin, dan alat yang tadi ku pegang, berharap alat itu benar-benar ada di tanganku..
"Tentang Mimpi Tadi Malam..
No comments:
Post a Comment