Wednesday, May 23, 2012

Kuntilanak Ngidam

Hampir semua orang percaya bahwa dulunya Pontianak adalah sarang kuntilanak, bahkan Nama Pontianak sendiri diambil dari nama Kuntilanak,  sampai saat ini cerita seputar kuntilanak masih kerap terdengar, percaya gak percaya, itulah faktanya. Anehnya, film-film yang menceritakan seputar kuntilanak, jarang ada yang mengambil tempat di Pontianak, mungkin karena takut kuntilanaknya benar-benar muncul.. :D
Dari itu muncul di benakku untuk membuat cerita dengan tema kuntilanak yang ada di Pontianak, semoga saja kuntilanaknya tidak tersinggung.. :-p 
**
Malam itu benar-benar gelap, langit tidak menampakkan bintang-bintang, rembulan murung di sebalik awan-awan putih yang tetap terlihat hitam bila malam hari. burung hantu berkicau beberapa kali di pohon mangga sebuah kos-kosan, padahal sudah beberapa tahun terakhir, burung hantu tidak lagi tinggal di kota.
"Bulu kudukku koq meringding ya begitu mendengar suara burung hantu" Kata Zohir mengusap-ngusap tangannya.
"Jangankan mendengar suara burung hantu, dengar suara Susi aja bulu kudukmu merinding Hir" Jawab Uki sobat dekatnya.
"Hehehe, itu sih merinding lain Ki" Kata Zohir terkekeh.
"Eh.. tapi ngomong-ngomong, malam ini koq hening banget ya, hanya suara burung hantu yang terdengar jelas" Kata Uki.
"Hal itulah yang ingin aku katakan dari tadi" Kata Zohir.
"Oia, kamukan punya ketepel, kita buru yu' burung hantu juga mungkin enak kalau di bakar" Kata Uki.
"Amit-amit ki" Jawab Zohir bergidik.
"Ya udah, biar aku saja, kalau dapat, jangan minta ya?" Kata Uki menyambar ketepel Zohir yang menempel di dinding kamar, sejurus kemudian berlari ke luar.
"Jangan Ki, ntar kamu kualat" Kata Zohir, tapi terlambat Uki sudah sampai di beranda rumah kost.
"Berisik, kena lo" Kata Uki sambil melesakkan sebuah batu dari ketepel.
Burung hantu itu terbang merendah, kemudian berbunyi kembali.
"Udah ki, kamu gak takut apa?" Kata Zohir
"Sama burung aja takut" Jawab Uki.
"Kalian pada ngapain sih, malam-malam ribut" Kata Susi keluar kamar, Tika, Cici dan Bella ikutan keluar.
"Ia tuh, ganggu konsentrasi aja" Kata Tika.
"Siapa suruh jam segini belum tidur" Jawab Uki.
"bagaimana mau tidur kalau kalian ribut-ribut" Kata Susi.
"Ributkan sekarang, tadi enggak koq" Kata Uki.
"Ia, jadi kesimpulannya kalian lagi ngapain?" Kata Bella.
"Lagi berburu burung hantu" Jawab Uki nyengir.
"Jangan Ki, ntar kamu kualat" Kata Tika.
"Tuh kan, udah ku ingetin, tapi gak dengar juga" Kata Zohir.
"Alah, kalian ini, masih percaya sama yang begituan, burung tetap aja burung, pasti enak kalau di panggang" Kata Uki.
"Kamu belum pernah dengar cerita seputar orang yang membunuh burung hantu ya?" Kata Susi.
"Belum, emangnya ceritanya bagaimana? horor?" Jawab Uki.
"Di kampung aku, ada orang yang membunuh burung hantu, tahu gak apa yang terjadi ke esokan harinya?" Kata Susi.
"Kamu jangan nakutin donk Sus" Kata Zohir, bulu kuduknya benar-benar merinding.
"Paling-paling mencret" Jawab Uki.
"Salah Ki, Besok malamnya, dia di datangi kuntilanak, dan akhinya mati tercebur di kali" Kata Susi.
"Yang benar Sus, jangan nakutin begitu donk" Kata Uki akhirnya, ketepel yang tadi di tangannya langsung di lemparkan ke arah Zohir.
"Gak percaya ya udah" Kata Susi.
Angin malam datang berhembus menerpa tubuh mereka, lebih dingin dari biasanya, anehnya daun pohon mangga depat mereka tidak bergoyang sedikitpun, padahal rambut panjang Bella bergerak seperti terkena kipas angin.
"Kalian sadar gak, angin ini koq aneh" Kata Bella.
"Ia ya, padahal terasa banget, tapi koq daun-daun itu gak bergoyang" Kata Uki.
"Udah ah, masuk yu' aku jadi takut nih" Kata Cici,
"Sumpah, badanku udah menggigil nih" Kata Zohir jujur.
suara-suara jengkrik di bawah pohon mangga itu tiba-tiba saja menghilang, malam jadi semakin sepi, suara burung hantu juga sudah lama menghilang, yang ada hanya keheningan.
"I.. iii it.. it.. it.. it... tu" Kata Zohir tercekat, badannya menggigil hebat, wajahnya pucat.
"Kenapa Hir?" Kata Uki
"Ha.. ha ... ha ... kun ... kun... kun... " Suara Zohir tercekat.
"Sejak kapan kamu gagap begitu Hir?" Kata Susi.
Dengan tangan yang terlihat sangat berat, Zohir menunjuk ke arah pohon mangga.. 
sosok putih suram dan perlahan menjadi jelas sedang asik duduk di salah satu dahan pohon mangga..
"hihihi hihi hi hi hi hi hi hi hi hi hi" Kata Sosok itu dengan suara sumbang dan menakutkan.
"Akkkkkkkhhh Hantuuuuuuuuuu!!!!!" Teriak anak-anak cewek serempak, mereka berlari masuk ke dalam, berhamburan ke kamar masing-masing.
Uki berdiri kaku, lututnya mulai lemas, seumur-umur, belum pernah ia mengalami rasa setakut itu, jantungnya berdetak tidak jelas, bahkan mungkin nyaris berhenti berdetak, sebenarnya ia juga ingin berlari, tapi kaki itu tak bisa digerakkan.
"Hihihihi hihihi hihihi hi hi hi hi hi, tennhang, akyu hanyua singgah sebhenthar... nyari mangga, susah juga yua khalau laghi ngidam" Kata Sosok putih itu, sosok itu semakin jelas terlihat, wajahnya cukup cantik, rambutnya panjang, matanya melotot, seperti hendak keluar, bibirnya menghitam, hidungnya kembang kempis. 
Zohir tak berdaya, dia roboh dengan nafas turun naik, air matanya mengalir deras, setengah sadar.
Uki masih mencoba berdiri, dengan sisa-sisa tenaga yang tiba-tiba meluruh, lututnya bergoyang.
"Pee...pe.. per...per..."
"Halah.... mau bhilang perghi aja susyah, apa aku sebegitu menakutkan yua..?" Kata sosok itu.
"Tadhinyua sih akyu mau cabut, tapi mangghanya gak ada yang berbuah.. jadi aku minta tholong sama kalian berdua yua.. carikan aku mangga di toko, pleasih... " Tambah sosok itu.
"Kalau kalian berdua tidak mau, maka tiap malam aku akan datang ke sini, sampai jantung jalian benar-benar berhenti berdetak" Kata Sosok itu jadi Galak, wajahnya semakin menakutkan.
dengan sedikit keberanian, Uki menarik tangan Zohir, Zohir mengusap air matanya, mencoba bangkit lalu langsung berlari masuk rumah, Uki ikutan nyusul.
"Gi gi gi gila Ki, i.. ini pasti gara-gara ka ka kamu" Kata Zohir masih tergagap.
"Koq aku sih, memang dianya aja kali yang mau muncul, mana minta belikan mangga lagi" Jawab Uki mengelap keringat di wajahnya.
"Jam segini, mana aja orang yang jual mangga" Kata Uki memandang jam dinding, sudah menunjukan pukul 11.30 malam.
Uki mengetuk pintu kamar cewek, berharap mereka ada nyimpan mangga, tapi satu kamarpun gak ada yang di buka, semua pada takut, atau pura-pura tidur mungkin.
"Hir, temenin aku cari mangga ya?" Kata Uki.
"Chepetan dhonk,,, aku udah mual nih" Tiba-tiba sosok itu muncul di depan mereka.
Zohir langsung pingsan, tumbang di depan pintu kamar.
"Ii..i.iia nih, mau berangkat" Kata Uki, berlari mengambil kunci motor.
badannya masih setengah menggigil, tapi pikirannya mulai memaki si kuntilanak, ada-ada aja, masa kuntilanak bisa ngidam, pikirnya.
"Lebih bhaik di kebhut, jangan buanyak mikir" Kata suara di boncengan Motor. Uki kaget minta ampun, nglakson, ngegas, ngerem, sekaligus.. 
"Hihihihihihihi... khamu luchu deh kalau laghi terkeejout" Kata Kuntilanak itu.
"Ka... kalau kamu di situ terus, aku gak kuat lagi nih bawa mottor" Kata Uki, keringat dingin membasahi bajunya.
"Bhiar aku aja yang bhonceng kalau begitu" Kata Kuntilanak itu.
Uki tidak memperdulikannya lagi, ia mencoba seberani mungkin, sengaja mencari tempat yang agak ramai, sambil klakson sana- klakson sini, tapi orang-orang tidak ada yang perduli.
akhirnya Uki sampai di sebuah warung buah pinggir jalan, udah hampir tutup, Uki langsung nyerobot, nyari mangga, sialnya dompetnya ketinggalan, waktu mau bayar ia jadi kalang kabut sendiri, si Kuntilanak itu tersenyum di boncengan motor, anehnya orang-orang seakan tidak melihatnya.
"Uki memandangnya, memberanikan diri melambaikan tangan, memberi isyarat kalau ia lupa bawa dompet, si kunti itu balas mengibas-ngibaskan tangan, dan menunjuk saku celana Uki. Uki merogoh sakunya, dan di dapati ada uang seratus ribuan di sana, entah uang darimana, padahal ia tahu pasti, tidak ada uang sebelumnya di saku celananya.
Uki berjalan menuju motornya.
"Nih" Hanya itu yang keluar dari mulutnya sambil menyerahkan buah ke si Kunti.
"Nanthi di rummah ajha" Kata si Kunti tersenyum manja.
 Uki kembali ngebut pulang kerumah, ia berharap si kunti itu tidak lagi duduk di boncengan motor, ya memang untuk sementara, tidak ada siapa-siapa di jok belakang motornya.
beberapa menit kemudian ia sampai di kosnya, malam hari yang biasanya dingin, kini terasa sangat panas, setidaknya itulah yang dirasakan Uki.
"Terimha Khasih yua.. besok-besok aku minta belikan buah lain, Aku pergi dulhu" Kata Si Kunti muncul di depan Uki, mengambil satu buah mangga, dan kembali menghilang.
Uki berlari masuk ke dalam rumah, dan melihat Zohir masih terbaring lemas, di kelilingi cewek-cewek kost itu, mereka kaget sekaligus lega begitu melihat Uki nongol.
"Bagaimana Ki?" Kata Susi.
"Hantunya udah pergi ya?" Kata Bella.
"Untuk saat ini aman, gak tahu malam besok atau lusa" Kata Uki. 
"Rasa-rasanya aku pernah melihat wajah itu" Kata Bella.
"Masa Sih, kapan di mana?" kata Uki,
"Gak tahu juga, lupa" Jawab Bella.
malam itu mereka berkumpul di ruang tengah, berada di kamar seorang diri setelah melihat hantu, itu bukan pilihan yang bagus, malam itu, uki benar-benar tidak bisa memejamkan matanya.

Besoknya, komplek kost-kostan itu dikejutkan dengan kabar meninggalnya seorang gadis dalam keadaan hamil muda, meninggal karena tabrakan maut antara motor dan mobil truck..



No comments:

Post a Comment