Dinding bukan lagi tempat yang nyaman untukku bersantai, meski nyamuk-nyamuk rumah itu terlihat sangat lezat nongkrong di dinding, baik dinding ruang tamu maupun dinding kamar, tapi hidup lebih utama daripada memikirkan kelezatan nyamuk, karena kucing itu terlalu besar untuk dikalahkan, dan kini ia juga mulai cerdik.
akhirnya aku membiasakan diri hidup di dek-dek kamar mengitari lampu, berharap ada serangga atau nyamuk nyasar di antara terangnya lampu, itulah tempat favoritku untuk bermalas-malasan, sekaligus tempat mencari makan.
sebagai seekor cecak, hidupku sudah cukup panjang, beberapa tahun entah dimana aku ditetaskan dari telor ibuku, yang pasti hanya saat-saat inilah yang ku ingat, Oh ia.. beberapa hari, minggu atau bulan lalu juga masih bisa ku ingat, tapi tidak banyak, terutama saat aku berada di dek sebuah rumah mewah, mungkin pemiliknya pejabat, atau juga juragan terminal, yang pasti ruamh itu luas, aku hampir tidak mampu menjelajahi seluruh dek, kakiku yang mungil terasa ngilu, lagian aku lebih suka nongkrong malas dekat lampu daripada keliling.
sepanjang hidupku sebagai cecak dek, aku suka mengamati anak-anak kecil saat menjelang tidur, dinina bobokan ibunya, atau pengasuhnya, terkadang lagu cecak-cecak di dingding dinyanyikan, dan aku mulai bosan, karena aku tidak lagi nempel di dinding..
Halaman Berikutnya
No comments:
Post a Comment