Saturday, June 23, 2012

Celoteh

Hari minggu yang cerah, sisa-sisa kesejukan hujan tadi malam sirna sudah, mentari menyengat seperti biasanya, panas sudah terbiasa bercokol di kota ini, kota khatulistiwa. Tak ada yang lebih membosankan selain menjalani rutinitas sehari-hari, andai ku mampu berbuat lebih dari ini, aku ingin menikmati petualangan baru bersama alam, atau jalanan berdebu, seperti cita-cita yang selalu ku impikan sejak kecil, kini terkubur sudah, tapi suatu saat aku masih merencanakannya, mungkin bukan hanya aku sendiri, tapi dengan istri dan anakku tentunya.
Dulu.. aku merasa cerita hidupku perlu di buat sebuah novel atau cerpen, meskipun tidak terlalu indah, juga tidak terlalu suram, kehidupanku biasa-biasa saja, tapi kini aku mulai jengah menuliskannya, aku lebih suka menuliskan cerita orang lain, baik yang biasa ku lihat sehari-hari, ataupun tragedi-tragedi yang ku saksikan di tv-tv, tapi lagi-lagi minat menulisku menurun drastis, entah kenapa satu buah cerpen yang dulu ku targetkan setiap harinya, kini satu minggu satu saja aku tidak mampu membuatnya.
hari ini masih berjalan seperti biasanya, aku masih bisa menyaksikan hiruk pikuk kotaku yang mulai berasap, hari minggu kendaraan di jalanan tidak sepadat biasanya, warung-warung di daerah sepakat ini juga pada tutup, tak ada yang lebih menarik bagiku selain menjadi pengamat, sekaligus mencari sepucuk ide untuk kutuliskan menjadi kalimat demi kalimat, walau hanya goresan kecil, atau celoteh yang tidak terlalu berarti.

Friday, June 22, 2012

Kota Asap

Sudah dua minggu ini kota Pontianak dilanda kemarau, Kota panas jadi semakin panas, ditambah lagi dengan asap, benar-benar pemandangan sebuah kota bervolusi. Jadi sah-sah saja kalau aku menyebutnya sebagai Kota Asap.
Musim panas ini memang sangat pas digunakan oleh warga pedalaman untuk membakar ladangnya, rerumputan cepat kering, baik yang disemprot maupun yang ditebas dan ditebang, sepintas memang sangat menguntungkan, dalam waktu beberapa menit saja, api dapat melumat habis rerumputan dan pohon-pohon tumbang di ladang maupun persawahan, namun dampaknya, asap bertumpuk di kota Pontianak, saat pagi, kabutnya tebal hingga jarang pandang normal hanya 1 meter saja, dan bila malam hari, semua warga Pontianak harus rela menghirup asap.
Sebenarnya asap bukan hanya berasal dari pembakaran ladang saja, tapi padatnya kendaraan kota baik mobil atau motor juga menjadi penyebabnya, siapa yang siap di salahkan? mari kita bertanya pada diri kita sendiri.
Kini yang dapat kita lakukan adalah berdoa, berharap hujan segera turun mengguyur kota Khatulistiwa ini, dengan begitu kota asap segera berakhir, sayangnya sampai detik ini, tanda-tanda hutan belum terlihat di langit sana.
seperti yang di informasikan oleh Vivanes kalau tidak percaya silahkan baca di sini, Kota Pontianak mulai diganggu asap, dan mengakibatkan beberapa warga terserang penyakit, itu membuktikan bahwa asap mulai membuat warga khawatir, hukum sebab akibat pasti berlaku.
Aku jadi ingat beberapa belas tahun yang lalu, waktu itu aku masih duduk di bangku SD, Asap melanda seluruh Indonesia, bahkan Asia ikut mejadi korban, pembakaran lahan yang dilakukan secara serempak membuat kabut menyelimuti sebagian dunia, pohon-pohon tak sanggup lagi menyerap asap dari pembakaran sebangsanya sendiri.
kini tahun telah bergulir, masalah asap akan tetap terjadi jika kesadaran warga maupun pemerintah belum terbina dengan maksimal, hutan dunia yang semakin terkikis oleh perluasan kota, 
Baru dibilangan.. Hujanpun turun dengan lebat..
Alhamdulillah.....
Berbahagialah bagi masyarakat Pontianak... :D

Friday, June 8, 2012

Mati Setengah Cinta

Jiwa orang-orang mati itu urusan Tuhan, entah sekarang ada di mana juga hanya Tuhan yang tahu, baik orang yang mati kecelakaan, mati sakit, mati berperang, atau mati bunuh diri, yang pasti mereka belum berada di Surga atau Neraka, karena kedua pintu itu belum di buka sebelum kiamat datang.
Meski orang yang telah mati itu memiliki dunia antah barantah sendiri, dan sangat mustahil bersinggungan dengan dunia orang-orang hidup, tetap saja ada hal-hal aneh seputar orang mati, isu gentayanganlah, arwah penasaranlah, atau hantu-hantu lain yang seakan menggambarkan orang yang telah mati itu, hidup lagi. percaya gak percaya, ceritanya sudah ada sejak beberapa puluh generasi, bahkan sampai di zaman modern ini.
"Kemarin ada orang kecelakaan Ki" Kata Zohir langsung nyelonong masuk kamar tanpa permisi, kebiasaan buruknya.
"Kecelakaan di mana Hir, pasti gara-gara angin kuenceng banget tuh" Kata Uki, sambil menaikkan alis kirinya.
tangannya berhenti mengetik Novel yang gak jadi-jadi.
"Di Jalan Ahmad Yani, Bener banget Ki, angin kenceng kemarin merobohkan spanduk, dan spanduknya itu nimpa pengendara motor" Kata Zohir.
"Ini nih.. kerjaan orang-orang yang mau mencalonkan diri jadi gubernur, belum jadi juga udah bunuh orang" Kata Uki, Zohir terkekeh.
dan memang kecelakaan kemarin itu di sebabkan oleh umbul-umbul beberapa calon pemimpin yang di pasang sepanjang jalan, pemilu masih lama, tapi itu umbul-umbul udah terpajang sejak bulan kapan juga,
"biar masyarakat mengenal, tahunya makan korban, gak makan korban juga merusak pemandangan" kata Uki.
"Yang kecelakaan cewek atau cowok?" Kata Uki lagi.
"Gak tahu ki, aku cuma liat jalanan macet, dan kata orang kecelakaan" Jawab Zohir.
Langit kota pontianak masih mendung, sisa-sisa angin yang sebelumnya menerbangkan pasir-pasir dan merobohkan beberapa pohon masih bertiup membuat badan terasa dingin, bahkan mungkin menggigil.
Susi, Bella, Tika dan Ica sedang asik nonton senettron, sambil membawa selimut masing-masing di ruangan tengah, Uki dan Zohir meringkuk di kamar, tapi suara tv dan pekikan cewek-cewek membuat keduanya gak bisa tidur.
"Berisik amat sih, kecilin dikit kenapa" Kata Uki menyembul di balik pintu.
"Suka-suka kita donk" Jawab Ica, wajahnya masih pake masker.
"Gabung aja nonton bareng kita" Kata Susi.
"Boleh asal dibuatkan kopi" Kata Zohir langsung semangat.
"huh.. buat sendiri" Kata Susi Manyun.
Uki berjalan menuju tv, mengambil remot yang dibiarkan tergeletak di sambil Susi.
"Gak ada acara lain apa selain senetron, berita ke, olah raga ke, atau film animasi" Kata Uki mindahkan salurun.
"Kalau gak suka nonton, jangan ganggu donk?" Kata Bella, hendak merebut remot.
"Tahu tuh.. cepetan pindah lagi, ntar keburu habis" Kata Tika.
Uki menghindar, melompat sambil ngikik, remot di oper ke Zohir, Zohir malah celingak-celinguk, kaget begitu cewek-cewek menyerangnya serempak, tubuh ringkih itu tumbah, tersungkur, tapi dengan hati senang keliatannya.
"Ngapa gak sekalian aja plorotin celanya" Kata Uki malah ngakak.
"Amit-amit" Kata Susi bergidik.
"Tapi suatu saat kamu pasti mau" Kata Zohir percaya diri.
"Whueeeek" Kata Bella.
Ting tong.. suara bel depan mengejutkan mereka, padahal sudah beberapa hari ini itu bel rusak total, alias gak bisa berbunyi.
"Bel kita udah dibenerin ya?" Kata Uki.
"Gak tahu? mungkin" Kata Zohir.
"Turun gih, ada tamu tuh" Kata Bella.
"Kamu aja deh yang turun" Kata Uki.
"Huh.. buka pintu aja susah" Kata Susi langsung berjalan menuju tangga, dua menit kemudian naik kembali.
"Gak ada siapa-siapa" Kata Susi.
tapi bel berbunyi lagi.
"Siapa sih, nakutin orang aja" Kata Bella setengah teriak. kini ia yang turun, dua menit kemudian kembali ke atas.
"Ku sumpahin tuh orang mati di tengah jalan" Kata Bella galak.
"Ia kalau orang, kalau hantu?" Kata Uki, badan zohir langsung menggigil, antara dingin dan takut menjadi satu.
bel kembali berbunyi.
"Kali ini aku yang turun" Kata Uki so berani, penasaran juga, siapa sih yang malam-malam iseng, belum tahu dia siapa aku, Uki membatin sendiri.
Uki membuka pintu sambil menahan perasaannya, jantungnya dag-dig-dug tak menentu.
"Hai, maaf mengganggu" Kata sebuah suara begitu Uki membuka pintu.
"Eh.. hai.. Syifa.. aduh aku jadi kagetan begini ya?" Kata Uki garuk-garuk kepala.
"Kamu penakut juga ternyata ya?" kata Syifa tersenyum kalem.
"Aku bukan penakut, tapi kagetan" Jawab Uki gaya Desta. "Soalnya, tadi Susi dan Bella turun waktu dengar Bel bunyi, tapi gak ada orang" Tambahnya.
"Hehehe, siapa yang maenin Bel ya, aku baru mencet sekali ini, dari tadi memang gak ada orang" Kata Syifa.
"Mungkin kena tiup angin kali" Kata Uki asal.
"Bisa ya angin mencet bel" Kata Syifa ngikik.
"Oia, ada apa nih, tumben.. malem-malem datang ke kost" Kata Uki.
"Kan kamu perlu kepastian" Kata Syifa, Uki bersorak dalam hati, sepertinya malam ini cintanya bakal di terima.
"Hem.. aku kan ngasih waktu 3 minggu, masih ada dua minggu, jadi gak perlu buru-buru" Kata Uki.
"Tadinya sih ia, tapi sepertinya aku harus cepat kasih jawaban, biar kamu gak terlalu lama menunggu, tapi aku gak bisa ngomong di sini" Kata Syifa.
"Ya udah kita jalan-jalan aja yu, aku juga kebetulan lagi sumpeg di kos" Kata Uki, Syifa ngangguk, "Bentar ya, aku ngambil kunci motor dulu" Kata Uki. berlari naik tangga secepat kilat masuk kamar, dan keluar lagi melewati Zohir.
"Kamu mau kemana Ki?" Kata Zohir.
"Jalan-jalan" Jawab Uki dengan expresi bahagia.
Cewek-cewek depan tv masih pada serius, seolah gak perduli sampai Uki turun tangga lagi.
Uki langsung membawa Syifa berjalan menuju alun-alun kapuas, udara malam itu terasa lebih dingin dari malam-malam sebelumnya, taman kapuas juga tidak seramai biasanya, tapi itulah yang di harapkan oleh Uki.
"Apapun jawaban kamu, aku siap koq menerimanya" Kata Uki memecah kesunyian.
"Sebenarnya aku masih bingung Ki, harus menjawab apa, juga bagaimana" Kata Syifa.
"Itulah mengapa aku ngasih waktu 3 minggu, supaya kamu yakin dengan keputusan kamu, kalau terima ya syukur, kalau engga, aku gak apa-apa, it is Ok, kita bisa berteman" Kata Uki so' bijak, padahal hatinya ngarep banget di terima
"Aku gak ada waktu lagi Ki, bahkan hanya untuk besok"
"Memangnya mau kemana?" Kata Uki polos
"Gak kemana-kemana sih, hanya perasaanku gak enak aja membiarkan kamu lama-lama menunggu, makanya aku mau jawab sekarang, tapi entah lah.. aku masih bingung, satu sisi, aku juga suka sama kamu, tapi di sisi lain, aku merasa kita tak mungkin bisa bersama" Kata Syifa.
"Tak ada yang tidak mungkin, kalau sudah jodoh, kita bisa merencanakannya, walau hidup itu ada awal juga ada akhir, ada pertemuan, pasti ada perpisahan, kita bisa menjalaninya apa adanya" Kata Uki.
"Aku lega mendengarnya" Kata Syifa tersenyum di sebalik wajah pucatnya.
"Jadi kesimpulannya bagaimana?" Kata Uki.
"Kamu aja deh yang menyimpulkan" Jawab Syifa.
Dinginnya udara malam itu mulai tidak terasa, rembulan menyembul malu-malu, bintang-bintang menyambutnya dengan sejuta kerlipan, dan Uki merasakan malam itu benar-benar membayagiakan.
**
"Si Uki kemana sih, gak belum dengar kabar tentang kecelakaan itu kali ya?" Kata Susi.
"Tahu tuh, malah keluyuran, gak ada rasa bersedihnya sama sekali" Jawab Bella.
"Tadi Uki jalan sama siapa ya?" Kini Zohir yang bicara.
"Mana ku tahu, tadi waktu aku turun gak ada siapa-siapa juga di bawah" Jawab Susi.
D kos itu sedang dikejutkan oleh berita kecelakaan tadi sore, beritanya udah sampai di TV, ternyata yang meninggal itu adalah salah satu teman sekampus mereka, SMS mulai berdatanga, untungnya Uki gak bawa HP, jadi dia gak merasa terganggu.
"Tapi aku yakin deh, kalau Uki tahu, dia bakal bersedih" Kata Zohir.
"Memangnya hubungan mereka lagi dekatnya?" Tanya Bella penuh selidik.
"Bukan lagi dekat, mereka hampi  ja...." Perkataan Zohir terhendi begitu Uki menyembul dari arah tangga, wajahnya terlihat bahagia.
"Ki, kamu dari mana sih, gak dengan kabar apa kalau tadi Sore Syifa meninggal karena kecelakaan" Kata Susi.
"What??? Jangan bercanda deh, barusan Syifa ku antar pulang ke rumahnya" Jawab Uki enteng.
"Serius Ki?? Tuh.. beritanya masih ada, kamu gak baca SMS apa?" Kata Bella.
"Aku gak bawa hp, eh.. tapi sumpah, aku baru pulang jalan sama Syifa nih, halah,,,, kalian dapat kabar palsu kali" Kata Uki. tapi matanya langsung melotot begitu baca SMS di HPnya.
"Jadi yang bunyikan Bel tadi itu Syifa" Kata Zohir pelan, badannya lemes.
"Pokoknya aku gak percaya kalau Syifa meninggal" Kata Uki, urat lehernya naik turun.
"Kita kerumahnya aja yu" kata Susi.
"Yu, kita mastiin, benar atau salah kabar itu" Kata Bella.
Akhirnya Malam itu, Uki kembali ngebut menuju Rumah Syifa, kali ini dia tidak sendirian, Susi nebeng di belakang, sedangkan Bella ikut bersama Zohir.
Tadi waktu Uki mengantarkan Syifa Pulang, rumah itu terlihat sangat sepi, tapi sekarang dipenuhi dengan orang-orang, jerit tangis juga masih terdengar, Uki memarkirkan motor di depan rumah Syifa, berdekatan dengan motor tamu yang lebih dulu datang, perasaannya kini jadi campur aduk.
"Syifa Tabrakan, dia sempat di bawa ke rumah sakit, tapi meninggal beberapa jam kemudian" Kata salah satu kerabat Syifa, menyambut kedatangan Uki dan teman-temannya.
Badan Uki langsung lemas, pikirannya melambung entah kemana, bagaimana mungkin orang yang beberapa menit yang lalu ngobrol dan memberikan senyum kebahagiaan, ternyata sudah meninggal sejak sore tadi, Uki tidak bisa berlama-lama di rumah Syifa, semakin lama di sana, ia terlihat semakin ling lung, Akhirnya Susi mengajaknya pulang, Zohir dan Bella juga langsung pamit.
"Jadi kamu tadi jalan-jalan sama hantu ya?" Kata Zohir begitu  sampai di kost, Bella menyikutnya.
Susi beberapa kali memencet Bel, tapi tetap tidak bunyi.
"Tuh kan, bel kita masih rusak" Kata Susi.
"Jadi bener, yang tadi itu hantu" Kata Zohir. bulu kuduknya langsung merinding kembali.
Uki tidak bisa bicara lagi, pikirannya kusut, sekusut rambutnya, wajahnya pucat seperti mayat.
kasian.... kasian... kasian ...

:D :D :D :D